Hadist-hadist dan uraiannya
Dari Anas bin malik r.a berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: " Tidak sempurna iman seseorang kamu sehingga aku lebih ia sukai/cintai daripada ayahnya dan anaknya dari manusia semuanya." (Riwayat al-Bukhari dan An-Nasai)
Hadist riwayat al-Bukhari dan an-Nasai yang tersebut diatas itu, diriwayatkan juga oleh imam-imam: Ahmad, Ibnu Majah, ad-Darimi dan Ibnu Hibban dan hadist itu sahih.
Hadist itu menunjukkan bahwa tidaklah beriman seseorang dari kita (orang yang katanya telah beriman) sehingga Nabi lebih disukainya daripada orang tuanya, anaknya dan manusia yang lain. atau dengan kata lain , tidaklah sempurna iman orang yang telah mengakui beriman jika ia belum atau tidak menyukai (mencintai) Nabi, melebihi dari cintanya kepada orang tuanya, anaknya dan manusia yang lain. Adapun yang dimaksud dengan " Mencintai Nabi" itu ialah mengikuti pimpinannya, mengembangkan sunnahnya, dan membela syariatnya.
Dengan hadist ini jelaslah bagi kita, bahwa orang yang beriman itu tidaklah akan sempurna imannya, jika ia belum mengikuti pimpinan Nabi Muhammad saw. dengan arti yang sebenarnya.
Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang kamu sehingga keinginannya menurut kepada apa yang aku datangkan kepadanya" (Riwayat al-Hakim)
Hadist riwayat al-Hakim yang tersebut itu diriwayatkan juga oleh Imam Abu Nashar as-Sijzi, Imam Al-Hatib dan Imam An-Nawawi dan hadist itu adalah hasan.
Hadist itu menunjukkan bahwa orang yang beriman tidaklah sempurna imannya sehingga keinginnya mengikuti kepada apa-apa yang telah didatangkan atau dipimpinkan oleh Nabi kita.
Dengan ini kita memperoleh pimpinan, bahwa orang yang telah beriman, jika keinginan hawa nafsunya belum atau tidak mengikut pimpinan Nabi Muhammad saw. maka belumlah cukup sempurna imannya.
Dari Abdullah bin al-Harts r.a berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: " Seandainya Nabi Musa turun, lalu kamu sekalian mengikutinya dan meninggalkan aku, tentu sesatlah kamu. Aku bagi kamu dari nabi-nabi dan kamu sekalian bagiku dari umat-umat" (Riwayat al-Baihaqi)
Hadist riwayat Al-Baihaqi tertera diatas itu adalah hadist daif, sekalipun demikian, hadist itu dikuatkan oleh hadist berikutnya,dan dikuatkan pula oleh satu hadist yang serupa itu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Umar bin al-Khattab r.a dengan isnad yang hasan dan oleh Imam Ibnu Hibban dengan isnad shahih.
Hadist ini mengandung keterangan bahwa kitab agama Nabi sepatutnya bagi umat Islam (pengikut Nabi Muhammad)mengikuti pimpinan Nabi Musa, dan andaikan Nabi Musa diturunkan lagi paa zaman Nabi Muhammad, lalu umat Islam mengikuti pimpinan atau syariatnya, dan meninggalkan Nabi Muhammad saw, niscaya sesatlah mereka itu dari pimpinan agama yang lurus.
Dari Jabir bin Abdullah r.a berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: "Seandainya Nabi Musa hidup di antara kamu sekalian, tidaklah dia memperkenankanmu, melainkan ia mengikuti kepadaku." (riwayat Ahmad)
Hadist riwayat Ahmad yang tersebut itu olehl syekh Ahmad Abdurrahman al-Banna dinyatakan, ada diriwayatkan juga oleh Imam Ibnu Abi Syaibah dan Imam al-Bazzar; dan dinyatakan pula ada syahidnya yang diriwayatkan oleh Imam al-bukhari dan Imam an-Nasai dari Abi Hurairah r.a
Hadist itu menunjukkan bahwa andaikata Nabi Musa diturunkan kembali di tengah-tengah umat Nabi Muhammad, maka tidaklah ia memperkenankan umat Muhammad mengikut, melainkan kepada Nabi Muhammad saw.
Dari abi Musa r.a berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan apa yang telah Allah utus saya dengannya dari petunjuk dan pengetahuan itu, seperti air hujan mengenai tanah, maka diantaranya ada tanah yang baik, yang menerima air, lalu menumbuhkan rumput kering dan rumput basah; dan ada tanah yang keras dapat menahan air, lalu Allah memberi manfaat dengannya kepada manusia, lantas mereka itu meminum dan menyiran dan menggembala; dan air hujan tadi mengenai akan tanah lainnya, tetapi tanah itu keras licin, tidak dapat menahan air, tidak menumbuhkan rumput. Maka itulah misal orang yang mengerti agama Allah dan memberi manfaat padanya apa-apa yang telah Allah utus kepadaku dengannya, lalu ia mengerti dan mengajarkan dan misal orang yang tidak mau mengangkat kepala untuk yang demikian dan tidak suka menerima petunjuk Allah yang saya telah diutus dengannya." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Hadist riwayat al-Bukhari dan Muslim yang tersebut itu ada diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dan Imam an-Nasai dan hadist itu adalah shahih. Hadist itu mengandung perumpamaan antara orang yang mengikut petunjuk dan pimpinan Nabi Muhammad saw. dan orang yang tiak suka mngikut petunjuk dan pimpinan beliau.
Orang yang suka mengikut pimpinan beliau bagaikan tanah yang subur, yang bermanfaat bagi manusia dan binatang; dan orang yang tidak suka menngikut pimpinan beliau bagaikan tanah yang tandus, yang tidak berguna sedikit pun bagi manusia dan binatang. Demikianlah diantara isi pelajaran yang terkandung dalam hadist tersebut.
(sumber: Kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah oleh KH. Moenawar Chalil - Bulan Bintang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar