Sabtu, 18 September 2010

Bekerja, Mencari Nafkah Menurut Islam
Nabi saw bersabda: "Man Sa'a 'Ala Walidaih Fafi Sabilillah, Wa Man Sa'a 'Ala 'Iyalihi Fafi Sabilillah,Wa Man Sa'a 'Ala Nafsihi Liya'iffahu Fahuwa Fi Sabilillah; artinya: "Siapa-saja yang berusaha --mencari rezeki-- untuk kedua orang tuanya, maka --ia-- di dalam Sabilillah, dan siapa-saja yang berusaha --mencari rezeki--untuk keluarga -- yang ia tanggung--, maka ia dalam Sabilillah. Dan siapa-saja yang bekerja --mencari rezeki-- untuk kehormatan dirinya, maka ia di dalam Sabilillah.. (H.R. Al-Bazzar,Abu Nu'aim dan Ash-Bahani.Al-Ahaditsush-Shahihah oleh Syaikh Al-Albani juz V hal. 272 no.2232).
Hadits ini menyatakan 3 (tiga) motivasi (niat) yang membuat "bekerja mencari nafqah" itu sama nilainya dengan "Jihad Fi Sabilillah", tentunya yang dimaksud disini melakukan pekerjaan yang halal.
Pertama: Dengan motivasi untuk menolong kedua orang tua.
Kedua : Dengan motivasi untuk keluarga yang ia tanggung.
Ketiga : Dengan motivasi untuk menjaga kehormatan diri, yaitu agar tidak menjadi beban orang lain.

Adapun yang dimaksud dengan "Fi Sabilillah", ialah jika seseorang bekerja dengan 3 (tiga) motivasi atau salah satu dari 3(tiga) tersebut, lalu ia wafat, maka ia terhitung sebagai orang yang "mati syahid". Subhanallah Wal-Hamdulillah.

Mati syahid, adalah kematian yang sangat istimewa. Nabi saw. berkata ada 6 (enam) keistimewaan yang diperoleh oleh seorang yang mati syahid:
(1) Ketika tetesan darah yang pertama --jatuh ke bumi--, dihapuskan seluruh dosanya
(2) Ketika itu ia melihat tempat tinggalnya di Sorga
(3) Ia akan dinikahkan dengan bidadari yang cantik.
(4) Ia akan diselamatkan dari ketakutan besar --yg melanda manusia--
pada hari Kiamat
(5) Ia akan diselamatkan dari siksa kubur
(6) Ia akan dihiasi dengan pakaian keimanan (H.R. Ahmad).
Demikianlah ganjaran yang akan diterima bagi seorang muslim yang bekerja mencari nafqah dengan motivasi untuk orang tuanya, atau keluargannya atau dirinya.

Jadi, menurut Islam, bekerja mencari nafqah dengan motivasi tersebut, merupakan keshalehan atau amal-shaleh yang luar-biasa. Seluruh rasul (nabi) pun bekerja mencari nafqah, sebagaimana firman Allah: "Wa Ma Arsalnaka Qablaka Minal-Mursalina Illa Inahum Laya'kukunath-Tha'am Wa Yamsyuna Fil-Aswaq", artinya:
"Dan tidaklah Kami mengutus seluruh utusan (nabi) sebelum engkau
(Muhammad), kecuali mereka mengkonsumsi makanan dan berjalan di pasar".
(Surah Al-Furqan ayat 20). Jadi, menurut ayat ini, seluruh rasul (nabi) adalah manusia biasa yang membutuhkan makanan, dan mereka juga berjalan di pasar pasar untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Bersambung 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar