Sabtu, 18 September 2010

BEKERJA , MENCARI NAFKAH MENURUT ISLAM (BERSAMBUNG 2)

Ibnu Katsir mengatakan, bahwa yang dimaksud berjalan di pasar-pasar ialah mereka
(para nabi) juga melakukan kegiatan ekonomi, yaitu bekerja atau berdagang di pasar. Pasar adalah tempat berkumpulnya berbagai jenis manusia, dari yang baik sampai yang paling buruk. Ayat ini secara eksplisit menegaskan, bahwa para nabi bergaul, membaur dengan semua jenis manusia di pasar, mereka bukan tokoh spiritual yang tinggal di menara gading

Ibnu Katsir juga mengatakan, bahwa para nabi dalam melakukan kegiatan ekonomi di pasar, bergaul dan membaur dengan semua jenis manusia tanpa pilih bulu, 4 (empat) sifat utama mereka, yaitu Shiddiq (Jujur), Amanah (Bisa dipercaya), Tabligh (Menyampaikan da'wah), dan Fathanah (Cerdas) tetap terpelihara, tidak terkontaminasi.
Rasulullah saw bersabda: "Inna Nabiyallahu Dawud 'Alaihis-Salam Ya'kulu Min 'Amali Yadihi"; artinya: "Sesungguhnya Nabi Allah Dawud a.s., ia makan dari hasil kerja tangannya" (H.R. Al-Bukhari). Nabi Dawud adalah seorang raja, penguasa dan kaya raya, namun ia tetap bekerja mencari nafqah dengan membuat industri baju besi dan peralatan perang dari besi (lihat surah As-Saba' (34) ayat 10&11)

Imam Al-Qurthubi mengatakan bahwa Nabi Dawud adalah seorang yang memiliki banyak keistimewaan dari Allah, namun ia masih juga bekerja keras mencari nafqah dengan mempelajari & memproduksi peralatan dari besi. Sikap Nabi Dawud ini sama sekali tidak mengurangi kedudukannya, justru menambah kemuliaannya.

Karena seorang yang bekerja keras dan halal akan mendapatkan 3 (tiga) keistimewaan di luar hasil materi, yang justru nilainya jauh melebihi materi.
Tiga (3) keistimewaan itu ialah :
(1) Sifat Tawadhu' (rendah hati), tidak angkuh
(2) Tidak bergantung kepada orang lain; memiliki rasa percaya diri yang kuat
(3) Bersih dari omongan-2 negatif; mendapat penghargaan dari orang lain (Lihat Tafsir Al-Qurthubi juz VII hal.553).

Dalam hadits lain Nabi saw bersabda: "Wa Kana Zakariyya Najjaran"; artinya: "Adalah Nabi Zakariyya itu seorang tukang kayu" (H.R. Ibnu Majah). Jika Nabi Dawud seorang ahli besi, maka Nabi Zakariyya seorg yang ahli kayu. Demikianlah para nabi, manusia pilihan Allah, mereka semua bekerja mencari nafqah termasuk Rasulullah saw.

Mereka (para nabi) semuanya terus menerus berda'wah memperjuangkan agama Allah dengan ikhlas dan tidak menjadikan tugas & kewajiban da'wah mereka sebagai sarana
mencari materi. Mereka semua berkata: "Wa Ma As-Alukum 'Alaihi Min Ajrin In Ajriya Illa 'Ala Rabbil-'Alamin; artinya: "Dan aku se-kali-kali tidak minta upah pada kalian --atas da'wah itu--, upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam".(Surah26 ayat 109,127,145,164&180).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar