BEKERJA , MENCARI NAFKAH MENURUT ISLAM (BERSAMBUNG 3)
Dan salah satu syarat "kebenaran" juru da'wah seorang da'i, ialah tidak ada unsur-unsur komersialisasi dalam da'wahnya; sebagaimana firman Allah: "Ittabi'u Man La Yas-alukum Ajran, Wa Hum Muhtadun"; artinya:"Ikutilah orang (juru da'wah) yang tidak minta balasan (upah) pada kalian. dan mereka adalah orang2 yang mendapat hidayah".(Surah Yasin ayat 21).
Ayat ini menyebutkan dua hal yang harus dimiliki oleh seorang juru da'wah:
Pertama: Tidak minta upah (bayaran) atas da'wahnya atau mengkomersilkan da'wahnya. Kedua: Memiliki hidayah (petunjuk), yaitu ilmu yang benar yang membedakan antara yang haq (benar) dan yang bathil (salah).
Disebutkan dalam sebuah riwayat:
"Innallaha Yuhibbu An Yaral-'Abda Yattakhidzul-Mihnata Liyastaghniya Biha 'Anin-Nasi, Wa Yubghidul-'Abda Yata'allamul-'Ilma Yattakhidzuhu Mihnatan": artinya: "Allah sangat suka melihat seorang hamba yang mengambil (berusaha) bekerja agar ia tidak bergantung kepada orang lain. Dan Allah sangat benci kepada seorang hamba yang belajar ilmu agama untuk dijadikannya sebagai mata pencaharian. (Al-Ihya' juz I hal. 484)
Dalam riwayat yang lain disebutkan: "Innallaha Yuhibbu An Yara 'Abdahu Ta'ban Fi Thalabil-Halal"; artinya: "Sesungguhnya Allah sangat suka melihat hamba-Nya yang letih karena bekerja mencari --rezeki-- yg halal". Jadi, tdk ada dalil yg menyatakan bhw Allah suka melihat hamba-Nya yang letih beribadah, letih karena shalat malam atau letih karena dzikir atau berdo'a dsb.
Bekerja keras mencari rezeki adalah perintah Allah; dlm surah Al-Mulk (67) ayat 15 "Huwalladzi Ja'ala Lakumul-Ardha Dzalulan Fam-syu Fi Manakibiha Wa Kulu Min Rizqihi, Wa Ilaihin-Nusyur";artinya:"Dia (Allah) Yang menjadikan bumi itu mudah buat kalian, maka berjalanlah di seluruh penjurunya,dan makanlah sebagian dari rezekinya. Dan kepada-Nya-lah tempat kembali".
15 abad yang lalu dimana sarana transportasi masih sangat terbatas, Allah (dlm ayat ini) sudah mengatakan bahwa bumi Ia jadikan mudah untuk diarungi, lalu Ia perintahkan; "Famsyu Fi Manakibiha"(Berjalanlah kalian diseluruh penjurunya); Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya.
Bahwa ayat ini merupakan perintah Allah untuk melakukan perjalanan ke seluruh penjuru bumi yang kalian inginkan, dan mondar-mandir di berbagai daerah dan negara lain dalam rangka melakukan berbagai pekerjaan dan berniaga". (Tafsir Ibnu Katsir juz IV hal.397)
Setelah Allah perintahkan kita menjelajahi dunia dlm rangka mencari rezeki dengan bekerja atau berdagang, Ia katakan:"Wa Kulu Min Rizqihi" (Makanlah dari rezeki-Nya);Ibnu Katsir mengatakan bhw bekerja atau berdagang --keluar negeri-- merupakan faktor penyebab datangnya rezeki; dan bersikap --proaktif-- seperti itu justru membuka peluang utk bertawakal kpd Allah,bukan sebaliknya (Ibnu Katsir juz IV hal.398)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar