Harian Republika - Rabu, 02 September 2009
Sukses Muhammad Yunus dengan konsep Grameen Bank memberdayakan perekonomian masyarakat miskin Bangladesh memberi ilham kepada banyak orang. Dengan memberikan kredit ringan pada orang miskin dan tanpa adanya jaminan, kredit itu berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin di negara dengan populasi 132 juta jiwa itu.
Konsep yang menginspirasi banyak pihak itu tak kecuali mengilhami berdirinya BMT Berkah Madani, yang melakukan upaya penyaluran pembiayaan dengan konsep serupa. Bersama dengan UKM Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, BMT Berkah Madani mengembangkan konsep tersebut khusus pembiayaan produktif yang disalurkan bagi perempuan miskin.
Ketua Pengurus BMT Berkah Madani, Wawan Windhu Setiawan, mengatakan, sebelumnya telah terdapat pilot project penyaluran pembiayaan dengan pola seperti Grameen Bank di Rangkapan Jaya, Depok. Proyek pertama tersebut pun cukup sukses memberdayakan sekitar 70 orang perempuan di kelurahan Rangkapan Jaya, sejak dua bulan lalu. Namun seiring waktu, pola pembiayaan tersebut akan diperluas ke seluruh kecamatan di kota Depok.
"Sosialisasi program pembiayaan ini akan dilakukan bertahap ke wilayah lainnya,"kata Wawan. Soal dana yang akan disalurkan kepada program tersebut, BMT Berkah Madani akan mengajukan dana ke Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Negara Koperasi dan UKM.
Dalam program tersebut, BMT yang berlokasi di Kelapa Dua, Depok itu menargetkan dapat menjaring hingga 6.000 peserta dari seluruh kota Depok. Untuk tahap awal, tahun ini Wawan berharap setidaknya dapat mengajak serta 500 orang. Secara bertahap, dalam jangka waktu tiga tahun, diharapkan terdapat 6.000 peserta ikut program ini. Penyaluran pembiayaan dengan akad murabahah tersebut memberikan modal minimal Rp 200 ribu dan maksimal Rp 5 juta.
"Setelah usaha para peserta berkembang dan membutuhkan pembiayaan melebihi plafon yang ditetapkan, mereka harus beralih ke program pembiayaan biasa," ujar Wawan. Untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan bagi 6000 peserta setidaknya BMT membutuhkan dana sekitar Rp 1,3 miliar.
Secara bertahap, kata Wawan, Berkah akan berusaha memenuhi kebutuhan dana tersebut, sesuai pertumbuhan para peserta. Tim dari FEUI akan menyeleksi kelayakan calon peserta yang akan ikut dalam program tersebut.
Ada hal lain yang tak kalah penting. Jika program tersebut berjalan sukses, UKM Center FEUI akan membuat kajian kebijakan publik. Wawan menuturkan, sebelumnya pola Grameen Bank juga pernah diterapkan di Kabupaten Tangerang, dan berjalan baik. "Jika ternyata di Depok berjalan baik, kami akan mengajukan (cara itu) ke Departemen Dalam Negeri. Isinya, konsep Grameen Bank sukses jugta dilakukan di kota dan desa. Semoga dengan begitu akan jadi program nasional pemerintah daerah,"kata Wawan.
Tahun ini, BMT yang berdiri sejak 19 Oktober 2004 itu juga menambah sumber pendanaan. Dari sebelumnya hanya mengandalkan simpanan anggota, mencoba cara-cara lain yang kreatif. Misalnya saja, tahun ini BMT bekerja sama dengan PT Aneka Tambang, Tbk. (Antam), akan menyalurkan Program Dana Kemitraan perusahaan itu. Di tahap awal dari program tersebut BMT Berkah Madani memperoleh alokasi Rp 200 juta, disalurkan untuk wilayah Depok dan Jakarta Selatan. BMT juga memperoleh dana LPDB sebesar Rp 200 juta pada semester pertama, dan masuknya dana dari Surat Utang Koperasi sebesar Rp 200 juta.
Penjajakan linkage program pun dilakukan dengan Bank Syariah Mandiri, untuk penyaluran dana berpola channeling. Wawan mengharapkan, jalinan kerja sama dengan BSM itu dapat terealisasi tahun depan. Saat ini ia mengaku, BMT Berkah fokus pada pengembangan program Grameen Bank.
Kian beragamnya sumber pendanaan ini membuat penyaluran dana BMT Berkah Madani telah mencapai Rp 7 miliar. Untuk penyaluran pembiayaan baru BMT menargetkan mencapai Rp 10 miliar. Sementara di sisi aset, Wawan optimistis dapat mencapai sekitar Rp 4,5 miliar, akhir tahun. Saat ini BMT Berkah Madani tercatat memiliki aset Rp 3,6 miliar. gie
Last Updated on Monday, 07 September 2009 14:38
Tidak ada komentar:
Posting Komentar